BUMIAYU – Jalan nasional Tegal-Purwokerto di Ciregol kembali mengkhawatirkan. Pasalnya, belum lagi penanganan longsoran tebing Sungai Glagah di kilometer 115+050 tuntas seratus persen, kini sudah muncul titik longsoran baru.
Kali ini tebing Sungai Pedes di kilometer 115+900 (lajur kanan dari arah Purwokerto-red) longsor sepanjang 75 meter dengan kedalaman lebih kurang 50 meter.
Longsor yang terjadi pada Sabtu (14/2) dinihari tersebut mengakibatkan jalur penghubung Pantura dengan selatan Jateng itu terancam. Sebab, antara badan jalan dengan bibir tebing kini hanya berjarak 0,5 meter saja.
Selain itu, badan jalan juga mengalami ambles dan retak-retak. Untuk keamanan, daerah rawan yang terkena imbas longsoran tersebut digaris polisi agar tidak dilewati kendaraan.
Berdasarkan pantauan, arus lalu lintas di lokasi masih berjalan lancar. Hanya saja ketika kendaraan besar berpapasan maka salah satu harus mengurangi kecepatan atau bahkan berhenti sama sekali guna memberi ruang pengendara lainnya untuk melintas. Camat Tonjong Sumarno menyatakan, longsor terjadi pada Sabtu (14/2) sekitar pukul 04.00. “Longsor didahului hujan lebat sepanjang Jumat (13/2) sore hingga malam,” kata dia.
Menurut Camat, peristiwa tersebut sudah dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten. “Untuk arus lalu lintas masih lancar,” ujarnya.
Gerusan Arus
Warga yang terbiasa melewati jalur Ciregol, Suwondo, mengaku khawatir longsoran baru akan semakin meluas. Apalagi, pada 2012 titik yang sama juga mengalami longsor.
“Dengan hujan masih mengguyur dan kepadatan kendaraan berat, bukan tidak mungkin kerusakan akan bertambah parah dan meluas,” katanya. Menurut dia, diperlukan langkah antisipasi seperti pembatasan tonase untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. Anggota DPRD Brebes Ahmad Zazuli menegaskan longsoran tebing Sungai Pedes sudah bisa diprediksi sebelumnya.
Selain hujan, longsor juga dipicu oleh gerusan arus sungai yang menabrak tebing. “Alur sungai Pedes yang berkelok dan menabrak tebing tak kunjung dinormalisasi. Sekarang, longsor yang dikhawatirkan warga menjadi kenyataan,” tandasnya.
Politikus Partai Demokrat itu mengharapkan penanganan ke depan dapat dilakukan secara komprehensif. Sebab, masalah Ciregol bukan hanya kondisi tanah yang labil, tetapi juga dua sungai yang mengapitnya, yakni Sungai Pedes dan Glagah. “Bina Marga dan PSDA Jateng harus padu. Jalan ditangani, sungainya juga ikut dibenahi,” kata dia. (H51-49)
0 komentar:
Post a Comment