Thursday, June 11, 2015

lokalisasi Ciregol akhirnya ditutup total

OWABUMPOS.COM, TONJONG -- Setelah puluhan tahun beroperasi, lokalisasi Ciregol akhirnya ditutup total. Penutupan dilakukan dengan memasang sepanduk atau banner di lokasi yang berdiri sejak tahun 1990an tersebut.


Lokalisasi Ciregol Desa Kutamendala Ditutup Total. (Foto: Yudhi Prasetyo/OP)
Dalam penutupan itu tidak ada perlawan dari pekerja seks komersial (PSK) maupun mucikari. Hal tersebut dikarenakan sebelumnya telah disosialisasikan kepada para panghuni baik psk maupun mucikari untuk sukarela meninggalkan tempat.

Dari infotmasi yang diperoleh meyebutkan, terdapat 36 psk dan mucikari.
Yanti (40) Salah seorang mucikari mengaku akan mengosongkan dengan sukarela tempatnya yang dijadikan tempat esek-esek tersebut asal pemerintah mau mengganti rugi tanah dan bangunan miliknya.

"Saya akan pindah jika pemerintah mau membeli tanah dan bangunan saya." Kata Yanti kepada wartawan, Kamis (11/6/2015).

Sementara Kepala desa Kutamendala Johari menyambut positif penutupan lokalisasi ciregol .
"ini sangat baik karena masyarakat akan semakin tentram tanpa adanya kemaksiatan." Kata Johari.
(G-01-OP)
Satpol PP dan Aparat Desa setempat mendatangi rumah bordir di Ciregol
Next

Thursday, June 4, 2015

PILKADA BREBES DIMAJUKAN AWAL BULAN FEBRUARI 2017

Serentak, Tidak Ada Putaran Kedua

BREBES- Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Brebes akhirnya ditetapkan akan dilangsungkan pada bulan Februari tahun 2017. Kepastian itu diketahui dari hasil rapat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Brebes dengan jajaran Pemkab setempat di ruang OR Sekda Brebes, Selasa (3/3).
“Sebetulnya sesuai dengan masa jabatan, Kepala Daerah Brebes habis pada 4 Desember 2017. Namun karena ada kebijakan revisi UU No 2 tahun 2015 maka dimajukan, Pilkada Brebes digelar sekitar bulan Februari,” ungkap Ketua KPU Kabupaten Brebes, M Riza Pahlevi.
Dia menjelaskan, hasil revisi UU tersebut oleh DPR RI yang disahkan pada 17 Februari 2017 lalu itu berimbas pada sejumlah ketentuan pelaksanaan Pilkada serentak dalam tiga gelombang. Pilkada Brebes sendiri masuk dalam gelombang kedua, yakni digelar pada Februari 2017. Hal ini, terangnya, sesuai dengan Pasal 201 ayat 2, yang berbunyi pemungutan suara serentak dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota yang jabatannya berakhir pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2016 dan yang masa jabatannya berakhir pada tahun 2017 dilaksanakan pada tanggal dan bulan yang sama pada bulan Februari 2017.
Dalam rapat yang dipimpin Asisten I Sekda Brebes H Suprapto SH tersebut, selain diikuti KPU Kabupaten Brebes juga diikuti SKPD terkait yakni Bappeda, DPPK, Kantor Satpol dan Linmas, Kesbangpol, Bagian Tata Pemerintahan, Bagian Hukum dan BKD. Dalam kesempatan itu, KPUD juga mengemukakan adanya regulasi baru hasil revisi UU. Yakni, dalam pasal 107 ayat 1 hasil revisi, disebutkan pasangan calon Bupati dan calon wakil bupati serta pasangan calon Walikota dan calon Wakil Walikota yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati terpilih serta pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota terpilih. “Di sini disebutkan peraih suara terbanyak, tidak ada batas minimal kemenangan berapa persen. Sehingga siapa yang meraih suara langsung ditetapkan sebagai pasangan terpilih, sekarang ambang batas minimal kemenangan sebesar nol persen. Berbeda sebelum ada revisi, minimal kemenangan 30 persen, jika belum ada yang mencapai 30 persen, maka diadakan putaran kedua,” jelasnya.
Butuh Anggaran Rp28,5 M
Lebih jauh pihaknya juga memaparkan rencana anggaran pelaksanaan Pilkada tersebut. Berdasarkan hitungan kasar, jumlah anggaran yang diajukan mencapai 27,2 miliar lebih. Anggaran tersebut, lanjut Reza, belum termasuk untuk keamanan, baik Polri maupun TNI, Panwaslu, dan Desk Pilkada. KPU juga meminta kepada Pemkab untuk menyediakan saving anggaran pada anggaran perubahan tahun 2015 ini.
Sehingga pada tahun anggaran 2016, yang sudah masuk tahapan Pilkada 2017, anggaran Pemkab tidak tersedot banyak untuk pelaksanaan pesta demokrasi tersebut. “Kalau ditambah dengan honor linmas, maka total anggaran untuk KPU mencapai Rp28,5 miliar lebih,” katanya.Sementara itu Asisten ISekda H Suprapto SH menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan anggaran Pilkada tahun 2017 tersebut. Bahkan pada perubahan anggaran 2015 sudah disiapkan saving anggaran. Dan karena tahapan Pilkada sudah berjalan pada pertengahan 2016, maka pada tahun anggaran 2016 KPU juga sudah harus menyiapkan anggaran secara detail. “Untuk saving anggaran sudah masuk dalam program Prolegda. Nanti selanjutnya akan diadakan rapat lagi untuk persiapan anggaran Pilkada 2017 ini lebih komplit,” tambahnya. (ism)
Penulis: Ismail Fuad | Radar Tegal

Wednesday, June 3, 2015

Daerah Otonom Baru Enam Kecamatan Hasil Survei Undip dan UMM

BUMIAYU- Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, enam kecamatan di wilayah selatan Kabupaten Brebes meliputi Kecamatan Salem, Bantarkawung, Paguyangan, Bumiayu, Sirampog dan Tonjong layak untuk menjadi sebuah daerah otonomi baru.
“Yang diperlukan saat ini tinggal political will dari para kepala desa dan BPD. Sesuai dengan PP No 78/2007, kalau desa dan BPD sudah sepakat maka pemerintah dan daerah (Bupati dan DPRD-red) tidak bisa menolak pemekaran,” kata Ketua Tim Presidium Pemekaran Kabupaten Brebes drg Rozikin, kemarin. Dia yang kini menjabat sebagai Direktur RSUD Bumiayu menyatakan penelitian lain yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) juga menyebutkan bahwa Kabupaten Brebes layak dimekarkan.
Diungkapkan, yang Presidium Pemekaran dibentuk pada November 2005, telah berhasil mengantarkan proposal pemekaran ke Bupati dan DPRD. Presidium juga melakukan konsultasi dengan Probo Nurjaman (waktu itu Direktur Otda Depdagri-red) dan mendapatkan sinyal positif.
“Oleh DPRD Brebes, proposal pemekaran bukan tidak pernah dibahas, tetapi karena memang waktu itu masih menunggu PP yang mengatur tentang pemekaran kabupaten,” katanya.  Oleh karena itu, lanjut Rozikin, momentum pemekaran pascapilbup ini harus dimanfaatkan dengan baik karena kesempatan tidak akan datang dua kali.
“Sebanyak 65 desa yang mendukung pemekaran itu harus dibuktikan dengan dukungan tertulis.”
Presidium menimbang aspirasi yang berkembang pascapilbup dan respons positif bupati, sudah membentuk panitia ad hoc yang diketuai oleh H Faris Sulhaq SH SPn (mantan wabup Brebes 2002-2007) dengan rencana kerja jangka pendek melakukan sosialisasi ke desa.
Mengakui
Ditemui terpisah, H Faris Sulhaq menyatakan pada dasarnya pemerintah sudah mengakui bahwa Bumiayu layak menjadi daerah otonomi sendiri. Hal tersebut dibuktikan dengan masuknya kecamatan Bumiayu sebagai wilayah yang memenuhi syarat menjadi kota administratif (Kotatif) pada 1997.  
Selanjutnya pada 1998 dilakukan persiapan dengan Camat Bumiayu saat itu Drs Supriyono menjadi calon Wali Kotatif. Namun pembentukan Kotatif tersebut terbentur dengan reformasi dan perubahan UU yang melahirkan UU No 22/1999 tentang Otonomi Daerah. UU baru tersebut tidak mengatur Kotatif sehingga pembentukan Bumiayu sebagai Kotatif kembali tenggelam.
“Persiapan menuju Kotatif menunjukkan Bumiayu sudah layak menjadi daerah otonomi sendiri,” katanya.
Faris menambahkan peluang pemekaran Kabupaten Brebes saat ini jauh lebih besar dari pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk memuluskannya, tinggal menunggu political will dari masyarakat yang dalam hal ini diwakili oleh kepala desa dan BPD.
“Bupati terpilih sudah menyatakan di koran akan mendukung pemekaran. Kemudian 32 anggota DPRD juga sudah menandatangani dukungan pemekaran yang berarti siap membahas aspirasi pemekaran kabupaten Brebes,” katanya. (H51-48,88)

Tuesday, June 2, 2015

2 Plang Papan Nama SD Kaliwadas 02 Bumiayu Digondol Maling

Kepala SD Kaliwadas 02 Bumiayu, Achmad Surip Fakhruri Spd saat menunjukan letak plang yang dicuri
Kepala SD Kaliwadas 02 Bumiayu, Achmad Surip Fakhruri Spd saat menunjukan letak plang yang dicuri
BREBESNEWS.CO – Sungguh sangat ironis, masih saja ada orang yang tega mencuri plang papan nama sekolah dasar (SD) Kaliwadas 02 Bumiayu, Senin (1/6/2015).
Kejadian hilangnya plang papan nama milik SD Kaliwadas 02 Bumiayu ini, kali pertama diketahui saat Achmad Surip Fakhruri SPd sang kepala sekolah yang datang kesekolah sekira pukul 06.15 WIB dan melihat baut yang berceceran di bawah plang papan nama.
“Saat saya melihat keatas ternyata plang papan nama sekolah dan komite sudah tak ada lagi ditempatnya,” ucapnya
Kepala sekolah mulanya berfikir positif, bahwa plang papan nama SD dan plang papan komite sedang di cat atau lagi dibersihkan oleh penjaga sekolah, namun sang penjaga sekolah malah tidak tahu keberadaan plang tersebut.
Kepala sekolah kemudian mencari tahu dengan bertanya kepada warga yang bermukim tepat didepan SD Kaliwadas 2 Bumiayu, dari keterangan yang didapatnya bahwa sekira pukul 22.00 wib warga masih melihat kedua plang tersebut masih terpasang. Fakhruri pun langsung menyimpulkan bahwa 2 plang SD Kaliwadas 02 Bumiayu itu, telah digondol maling.
“Kami kemudian melakukan koordinasi dengan komite sekolah dan langsung melaporkan kejadian pencurian tersebut ke Mapolsek Bumiayu,” imbuhnya.
Mendapatkan laporan tersebut, polisi langsung datang dan melakukan olah TKP dan mengamankan barang bukti yang ada. Sejumlah mur dan baut yang berceceran dikumpulkan, lalu dibawa polisi guna kepentingan penyelidikan lebih lanjut.
Akibat hilangnya kedua plang tersebut membuat pihak sekolah mengalami kerugian sekitar Rp 2 juta lebih dan bukan hanya itu saja pihak sekolah juga menyatakan ini merupakan sebuah pelecehan karena yang dicuri adalah plang papan nama sekolah, apalagi sebentar lagi akan dilaksanakan penerimaan siswa baru. (DHANI_Bumiayu)
Pos

Monday, June 1, 2015

Riri meninggal terseret pasir hidup di kawasan pantai kebumen

Riri meninggal terseret pasir hidup di kawasan pantai kebumen


Seorang anak perempuan, Riri, 12, terseret ombak hingga tenggelam di Pantai Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (31/5/2015) sore. Tim search and rescue (SAR) menemukan jasad siswi kelas VI SD Adisana 04 Bumiayu, itu setelah lima jam pencarian.

Keluarga menyambut jenazah dengan isak di rumah duka di Dukuh Blere RT 02/02, Desa Adisana, Kecamatan Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, pukul 23.00 WIB. Riri adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Ghozin, 40, dan Farhati, 38.

"Riri itu anak baik, ramah, dan berbakti kepada orang tuanya serta rajin beribadah. Terakhir saat mengikuti kegiatan Isra’ Mi’raj Senin kemarin, dia sempat berfoto dan meminta fotonya dicetak buat kenang-kenangan. Ternyata memang benar foto itu menjadi kenang-kenangan terakhir kami," kata Farhati kepada Metrotvnews.com.

Kepala SD Adisana 04 Bumiayu, Kusmedi mengatakan kejadian berawal usai acara makan bersama dalam acara perpisahan Kelas VI. Saat Riri bersama temannya Hapni berjalan di tepi pantai, tiba-tiba Riri terperosok ke dalam pasir kemudian hilang terseret ombak.

"Tim SAR Kebumen bekerja sama dengan TNI segera melakukan pencarian dari pukul 14.30 WIB hingga pukul 20.00 malam. Riri ditemukan dalam kondisi sudah meninggal," kata Kusmedi.

Di sekolah, Riri juga siswi berprestasi, baik dalam akademik maupun nonakademik. Ia selalu  meraih peringkat satu atau dua di kelasnya . Sementara di bidang nonakademiknya, korban menjuarai lomba pidato Bahasa Inggris, Pramuka, Tari, dan Iqro bi Tartil.

Teman sekelas korban, Riska mengenang Riri sebagai teman terbaiknya. Menurutnya, Riri selalu mengajarkan teman-temannya pelajaran yang dianggap susah dan dia selalu menjadi tempat curahan hati bagi temannya. 

Seorang murid kelas VI SD Adisana 04 Bumiayu, tenggelam terseret pasir hidup di kawasan Pantai Ayah kabupaten Kebumen, Sabtu sore (31/05/15) sekira pukul 14.30 WIB. Korban yang diketahui bernama Riri Apriliana (12) ditemukan dalam keadaan tewas setelah Tim SAR Kebumen melakukan pencarian selama 5 jam 30 menit, hingga pukul 20.00 wib.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, jenazah Riri oleh tim SAR Kebumen sekira pukul 21.15 wib langsung dikirim kerumah duka di dukuh Blere RT 02/02 desa Adisana kecamatan Bumiayu, Brebes. Jenazah Riri yang sampai sekira pukul 23.00 wib, langsung disambut isak tangis oleh keluarga korban.

Korban merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Ghozin (40) dan Farhati (38), korban dikenal baik, ramah dan berbakti kepada orang tuanya serta rajin beribadah. " Riri adalah anak perempuan kami satu-satu dan semasa hidupnya menjadi anak yang penurut, periang, anak yang berbakti dan selalu rajin beribadah. Terakhir saat mengikuti kegiatan Isra' Mi'raj senin kemarin, dia sempat berfoto dan meminta fotonya di cetak buat kenang-kenangan, ternyata memang benar foto itu menjadi kenang-kenangan terakhir kami," ucap Farhati sembari berkaca-kaca.


Selain itu korban juga selalu berprestasi di sekolah, baik dalam  akademik maupun non akademik. Prestasi akademiknya, korban selalu berada pada peringkat 1 ataupun peringat 2 dikelasnya. Sementara dibidang non akademiknya, korban menjuarai lomba pidato bahasa inggris, Pramuka, Tari dan Iqro bi Tartil.

"Dia adalah teman terbaik kami, dia selalu mengajarkan kami pelajaran yang dianggap susah dan dia selalu menjadi tempat curhatan temen-temen sekelas jika ada masalah. Dengan kepergiannya, kami sangat kehilangan sekali, selamat jalan kawan semoga kau bahagia di lam sana," ujar Riska teman sekelas korban.
(D)

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com