Monday, December 2, 2013

Kerupuk Rambak Jadi Ciri Khas Bumiayu

BUMIAYU - Sama halnya dengan telur asin sebagai produk unggulan di Kabupaten Brebes, kerupuk rambak juga menjadi ciri khas Kota Bumiayu. Terlebih dengan semakin dekatnya Lebaran tahun ini, para pedagang dan perajin kerupuk rambak bersiap menyambut pembeli yang datang untuk menjadikannya oleh-oleh.

Perpaduan cita rasa gurih dan renyah menjadikan makanan ini banyak diburu warga setempat maupun pelancong yang kebetulan singgah di Bumiayu. Hal tersebut dibenarkan Cahyadi (40), seorang pengelola kios rambak di Jalan Diponegoro Bumiayu.

"Kerupuk rambak sampai saat ini masih banyak diminati masyarakat baik sebagai cemilan di rumah maupun oleh-oleh untuk dibawa keluar kota," katanya.

Berbeda dengan cara pembuatan kerupuk jenis lainnya, dalam proses produksi kerupuk rambak lebih membutuhkan waktu lebih lama serta modal lebih tinggi.   

"Tahap pertama adalah membakar kulit kerbau hingga kering. Setelah empuk, kulit direndam selama satu malam. Setelah itu, direbus selama 6 hingga 10 jam. Lalu kulit ditiriskan agar airnya hilang. Kemudian diiris tipis kecil kecil dan diberi bumbu," Kata Yadi tanpa mau menjelaskan bumbu yang dimaksud dengan alasan rahasia perusahaan.

Dia meneruskan, setelah pemberian bumbu Proses selanjutnya adalah penjemuran yang membutuhkan waktu selama satu minggu. Kondisi tersebut tergantung pada keadaan cuaca. Setelah itu barulah kerupuk rambak yang masih mentah digoreng dan dikemas.

Wahyudin (39) pedagang lainnya menjual rambak dalam beberapa kemasan, di antaranya kemasan dus besar yang dijual Rp 100.000, dus kecil Rp 35.000.

Dia mengatakan harga itu cukup realistis mengingat harga bahan baku utama berupa kulit kerbau yang didatangkan dari Jawa Barat harganya cukup tinggi. Belum lagi biaya operasional lainnya seperti minyak goreng, kayu bakar, minyak tanah dan tenaga kerja.

"Walaupun cukup mahal namun setiap hari ada saja pembeli yang datang, kebanyakan mereka membeli kerupuk rambak untuk dijadikan sebagai oleh-oleh. Biasanya hari Sabtu dan Minggu banyak yang datang untuk membeli," pungkasnya.

BATIK SALEM DAN REBANA KALIWADAS BUMIAYU


Pasar Lokal Batik Masih Bergairah
Selasa, 25 November 2008 | 01:34 WIB

Pekalongan, Kompas - Pengusaha batik dan kerajinan di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, yang berorientasi pada pasar lokal tidak mengalami dampak buruk akibat krisis finansial global. Pengusaha masih bergairah menggarap pasar lokal.

Freddy Wijaya (53), pengusaha batik asal Pekalongan, Senin (24/11), mengatakan, penjualan batiknya tidak menurun ketika krisis mendera pasar global. Saat ini pasar lokal kian menjanjikan jika digarap secara konsisten.

Dari usahanya, Freddy memperoleh omzet rata-rata Rp 50 juta per hari, dari sekitar 500 potong busana batik yang dijual. Produksi batik yang terbuat dari sutra dan katun itu dipasarkan ke Bali, Jakarta, Surabaya, Solo, Yogyakarta, dan Makassar.

”Munculnya krisis global tidak membuat penjualan saya menurun. Bahkan pasca-Lebaran lalu, permintaan pasar naik hingga empat kali lipat,” ucap pemilik gerai batik Feno yang tersebar di Pekalongan dan Jakarta ini.

Penyebab tingginya pesanan, lanjut Freddy, adalah merebaknya tren batik, baik di kalangan artis dan di lingkungan instansi pemerintahan.

Uswatunah (23), pegawai di gerai batik Wali Songo, Pekalongan, mengatakan, omzetnya stabil. ”Omzet rata-rata Rp 1 juta per hari, tetapi kalau akhir pekan bisa Rp 3 juta,” kata Uswatun yang dagangannya diminati pembeli dari Bandung, Jakarta, Surabaya, Semarang, Solo, dan Madura.

Omzet meningkat

Warwin Sunardi (53), pengusaha batik asal Kecamatan Salem, Brebes, menyebutkan pula, usahanya tidak terpengaruh krisis global. Bahkan, sebulan ini omzetnya meningkat. ”Sebelumnya Rp 25 juta per bulan. Sebulan ini menjadi Rp 30 juta,” ujarnya.

Menurut Warwin, tren busana batik yang dikenakan pegawai pemerintah dan swasta menjadi pemicu banjirnya pesanan batiknya. ”Biasanya dari kalangan pegawai negeri sipil memesan batik dengan desain khusus,” katanya.

Ketua Paguyuban Pencinta Batik Indonesia Bokor Kencono, Diah Wijaya Dewi, mengatakan, untuk mempertahankan pasar lokal bagi pembatik, pemerintah perlu membatasi serbuan batik impor dari China.

Sementara itu, perajin alat musik rebana dan drum di Desa Kaliwadas, Kecamatan Bumiayu, Brebes, juga bertahan di tengah terpaan krisis global. Hamzah Fansuri (30), perajin, menuturkan, pesanan untuk rebana meningkat dari 60 set pada September menjadi 100 set pada Oktober lalu. Rebana tersebut dijual Rp 225.000-Rp 350.00 per set dan dipasarkan ke Palembang, Medan, dan Jakarta.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng Banudojo Hastjarjo mengatakan, agar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tetap bertahan dalam krisis global, pihaknya mengadakan pelatihan untuk mendorong diversifikasi produk dan memfasilitasi diversifikasi pasar ke daerah atau negara yang tidak terdampak krisis.

”Bagi yang biasa mengekspor ke Amerika Serikat dapat mengalihkan ke Uni Emirat Arab misalnya,” ucap Banudojo

Nama-nama Bupati Brebes

1. Tumenggung Arya Suralaya 1678 - 1683
2. Tumenggung Pusponegoro I
3. Tumenggung Pusponegoro II 1683 - 1809
4. Tumenggung Pusponegoro III
5. K.A.A. Singasari Panatayuda I 1809 - 1836
6. K.A.A. Singasari Panatayuda II 1836 - 1856
7. K.A.A. Singasari Panatayuda III
8. R.T. Cakra Atmaja 1876 - 1880
9. RM. AA. Cakranegara I 1880 - 1885
10. RM. T. Sumitra (Cakranegara II) 1885 -
11. RM. Martana 1907 - 1929
12. R. Sajikun 1929 (8 Bulan)
13. KRTM. Ariya Purnama Hadiningrat 1920-1929
14. RAA. Sutirta Pringga Haditirta 1936 - 1942
15. R. Sunarya 1942 - 1945
16. Sarimin Reksadiharja 1946
17. K. A. Syatori 1946 - 1947
18. R. Awal 1947
19. Agus Miftah 1947 - 1948
20. R. Sumarna 1948 - 1950
21. Mas Slamet 1950 - 1956
22. R. Mardjaban 1956 - 1966
23. R.H. Sartono Gondosoewandito, SH 1967 - 1979
24. H. Syafrul Supardi 1979 - 1989
25. H. Hardono 1989 - 1994
26. H. Syamsudin Sagiman 1994 - 1999
27. H. Moh. Tadjudin Nuraly 1999 - 2001
28. PLTH Drs Haji Tri Harjono 2001 - 2002
29. H.Indra Kusuma, S.Sos 2002
30, H. Agung Widyantoro,SH, MSi
31.Hj Idza Priyanti SE sampai Sekarang
Pilgub: Ganjar Sarapan Nasi Bungkus Bersama Warga
Laporan Zaenal Muttaqin
SABTU, 27/04/2013, 01:18:20 WIB
Calon Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sarapan nasi bungkus bersama kader dan relawan pendukungnya di Bumiayu (Foto: Zaenal Muttaqin)
Calon Gubernur (Cagub) Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melakukan kunjungan sosialisasi ke Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jumat 26 April 2013. Saat sosialisasi itu, Ganjar yang diusung oleh PDI Perjuangan ini, berbaur dengan masyarakat di Lapangan Asri Bumiayu, dan sarapan nasi bungkus bersama ratusan warga.
Ganjar memulai sosialisasi di Brebes bagian selatan dengan berkunjung ke Kecamatan Tonjong pada pukul 06.00 WIB. Dilanjutkan ke Bumiayu sekitar pukul 08.30 WIB. Di Bumiayu, Ganjar sempat blusukan ke dalam Pasar Induk Bumiayu, dan dielu-elukan oleh pendukungnya.
"Terimakasih-terimakasih, mohon doa restunya," ujar Ganjar kepada para kader dan relawan pendukungnya.
Selesai menyambangi pedagang di pasar tradisional, Ganjar menuju ke Kampus Sekolah TinggiKeguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Islam Bumiayu di Jalan Raya Pagojengan, Kecamatan Paguyangan.
Di kampus STKIP - STIE milik Yayasan Ta'alumul Huda Bumiayu ini, Ganjar sempat menyampaikan kekagumannya bahwa Brebes bagian selatan ternyata memiliki perguraan tinggi, dan berharap dapat membantu meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Brebes.
"Perguruan tinggi ini tentu akan membantu pemerintah Brebes untuk peningkatan IPM," kata calon gubernur dengan nomor urut tiga ini.
Selama melakukan kunjungan sosialisasi, selain didampingi para kader dan relawan pendukungnya, nampak pula Bupati Brebes, Hj Idza Priyanti dan Wakil Bupati Brebes, Narjo. Kegiatan sosialisasi berlanjut hingga sore dan menyempatkan shalat Jumat di Masjid Baiturrohim Bumiayu, serta menuju Kecamatan Sirampog setelah sebelumnya sempat ke Kecamatan Bantarkawung.

Friday, November 29, 2013

                                              KEINDAHAN KOTA SALEM BUMIAYU


Tuesday, November 19, 2013


PEMANDIAN AIR PANAS
CIPANAS PAKUJATI
BUMIAYU

  


PEMANDIAN AIR PANAS 
CIPANAS BUARAN BUMIAYU







Sunday, November 17, 2013


STASIUN LINGGAPURA TONJONG


Saturday, November 16, 2013

JALAN RAYA PAGUYANGAN

 

JALAN RAYA SALEM


JALAN RAYA BANTARKAWUNG

 

JALAN RAYA TONJONG 

 

AKBID PONDOK PESANTREN
AL HIKMAH

Friday, November 15, 2013

MENGENANG PIMPINAN PONDOK PESANTREN
ALHIKMAH

 



PONDOK PESANTREN
ALHIKMAH 2

  

Pesantren

Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren
“AL – HIKMAH 1″
Benda – Sirampog – Brebes – Jawa Tengah
 I.  LOKASI :         
Lokasi Pendidikan Pondok Pesantren Al Hikmah 1 terletak di Desa Benda Kec. Sirampog Kab. Brebes Prov. Jawa Tengah, antara jalur Tegal Purwokerto, tepatnya 7 km dari Bumiayu. Menempati areal tanah seluas 10 Ha. Berada di ketinggian kurang lebih 200 m dari permukaan air laut.
II.  SEJARAH
A.   Periode Permulaan
Tahun 1911 M. merupakan periode perintisan berdirinya Pondok Pesantren Al Hikmah 1 yang dilakukan oleh
KH. Kholil bin Mahalli sepulangnya dari Tholabul ilmu di beberapa Pesantren dan yang terakhir belajar di Pesantren Mangkang Semarang, beliau melihat kondisi masyarakat yang masih awam akan pengetahuan agama, dengan metode Bil Hikmah Wal Mauidhotil Hasanah (metode bijaksana dan nasehat yang baik) serta keihlasan berda’wah beliau mengadakan pengajian dari rumah ke rumah penduduk, di Surau–surau dan di kediaman beliau sendiri yang sekaligus menjadi pusat kegiatan da’wah dan pondok bagi para Santrinya.
Menyusul kemudian pada tahun 1927 M, dibukalah secara resmi keberadaan pondok pesantren Al Hikmah oleh KH. Suhaimi bin Abdul Ghoni (putra kakak KH. Kholil) yang merupakan alumnus Ma’had al Haram, Makah Saudi Arabia, (yang kemudian menyempatkan Tabarrukanngaji Al Qur’an kepada KH Munawwir Krapyak Yogyakarta), beliau bahu membahu dengan KH. Kholil berupaya merubah keadaan masyarakat desa Benda dari keterbelakangan menjadi setingkat lebih maju, baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, kebudayaan, terutama keagamaan.
Sebagai seorang hafidz (yang hafal sebanyak 30 Juz) Al-Qur’an maka KH. Suhaimi membangun Asrama dengan 9 kamar untuk menampung Santri Hufadl (yang belajar menghafal Al Qur’an). Dari sinilah kemudian kita kenal “PONDOK PESANTREN AL HIKMAH”.
Sebagai tindak lanjut pengembangan Pondok Pesantren Al Hikmah mulai di rintislah sistem pendidikan secara klasikal yaitu dengan mendirikan Madrasah Tamrinussibyan (sekarang Madrasah Ibtidaiyah Tamrinussibyan Al Hikmah) dengan ijin operasional yang dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda dengan nomor 123/c tahun 1930.

B.   Periode Pertengahan

Dalam masa Revolusi kemerdekaan Pondok Pesantren Al Hikmah  mengalami kegoncangan bahkan kehancuran atau kefakuman. Pada saat itu para santri bersama masyarakat ikut berjuang, melawan dan mengusir penjajah Belanda, membela tanah Air dan dan mempertahankan Negara Proklamasi 17 Agustus 1945, sehingga beberapa pengasuh dan Asatidz ada yang gugur sebagai syahid, dan ada pula yang ditangkap dan diasingkan, mereka yang syahid antara lain : KH. Ghozali, H. Miftah, H. Masyhudi, Amin bin H. Aminah, Syukri, Daad, Wahyu, Siraj dll.
Setelah keadaan menjadi aman para pengasuh dan Kyai terutama KH. Kholil dan KH. Suhaemi membenahi dan membangun kembali pondok dan Madrasah yang hancur.Parasantri mulai kembali ke pondok melanjutkan belajar. Dalam menangani pendidikan tersebut beliau dibantu oleh KH. Ali Asy’ari (menantu KH. Kholil). Ustadz Abdul Jamil, K. Sanusi, KH. Aminudin, KH. Mas’ud dll. Pada tahun 1955, KH. Kholil pulang ke Rahmatullah dan beberapa tahun kemudian (1964) KH. Suhaemipun Wafat.
C.   Periode Pengembangan
Sepeninggal KH. Kholil dan KH. Suhaemi tampillah tunas muda sebagai penerus perjuangan yaitu KH. Shodiq Suhaemi dan KH. M. Masruri Mughni (cucu KH. Kholil). Di bawah asuhan ke dua beliau ini Pondok Pesantren Al Hikmah berkembang pesat, dengan didirikan lembaga lembaga pendidikan seperti MTs I (Th 1964), Madrasah Diniyyah Awaliyyah Dan Wustho (1965). Madrasah Mu’allimin/ Mu’allimat (1978). Madrasah Aliyah I (1967), TK Radhatul Athfal (1978), SMP (1978) MTs II+III (1986), SMA (1987), Perguruan Takhasus Qiroatul Kutub (1988), MTs IV+V (1989), Madrasah Aliyah II (1990), STM (1993) SMEA (1996) Akper (2003) dan Ma’had Salafi (2005).
III.  AKTA YAYASANALHIKMAH 1
Karena satu dan lain hal, serta posisi geografis yang kurang baik, maka pada tahun 2000 dimulai pemberlakuan otonomi keuangan sehingga ada komplek Al Hikmah 1 dan Al Hikmah 2, begitupula dirintis untuk pemisahan manajemen sedikit demi sedikit, yang kemudian berlanjut dengan masa berlakunya akte Notaris Yayasan yang lama telah habis, diperbaharuilah akte tersebut dengan akte sesuai undang undang yayasan, maka pada bulan Agustus 2005 dibuatlah sebuah akte pendirian yayasan dengan nama : YAYASAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL HIKMAH, melalui notaris Nur Sofati, SH yang berkedudukan di Kabupaten Tegal, dan yayasan ini telah didaftarkan pada Departemen Hukum dan HAM RI dengan nomor : c-1386.HT.01.02.TH 2005.
Dalam penyelenggaraan aktivitas di Pondok Pesantren Al Hikmah 1 Kyai/Pengasuh Pondok Pesantren didukung oleh staf Asatidz/tenaga pengajar yang merupakan pembantu dalam mendidik para santri dan mengembangkan agama Islam ditengah-tengah masyarakat pesantren maupun masyarakat luas. Staf Asatidz dilingkungan Al Hikmah 1 pada tahun 2005 berjumlah 162 orang dari berbagai disiplin ilmu, yang merupakan tenaga tenaga profesional dibidangnya masing masing berasal dari berbagai pesantren dan perguruan tinggi didalam dan diluar negeri.
IV.   AKTIFITAS
Pondok Pesantren Al Hikmah 1 menampung para santri-santri dari berbagai daerah, baik dari Jawa maupun luar Jawa. Dalam transformasi ilmu keagamaan, Pondok Pesantren Al Hikmah 1 menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seperti :
-         Pengajian weton/Sorogan/bandungan yang diikuti oleh semua santri dan penduduk sekitar.
-         Pengajian, baik berkala maupun mingguan untuk umum.
-         Pesantren Kilat/Pesantren liburan untuk menampung siswa dan mahasiswa yang sedang libur
-         Tahfidzul Qur’an untuk santri putra dan putri
-         Pengiriman mubaligh/mubalighah ke daerah daerah yang membutuhkan
-         Mujahadah sebuah ajang kegiatan do’a bersama yang diikuti oleh puluhan ribu muslimin dan muslimat secara rutin setiap malam jum’at kliwon.
-         Penyelenggaraan halaqoh atau seminar secara berkala.
-         Dan lain sebagainya.
Unit unit keterampilan dan kursus yang diajarkan kepada para santri sebagai bekal skill dihari depan mereka pasca belajar di lingkungan Yayasan Pondok Pesantren Al Hikmah 1 meliputi :
  • Pertukangan
  • Pengelasan
  • Modiste
  • Jurnalistik
  • Mengetik
  • Perikanan
  • Komputer
  • Bahasa Arab
  • Bahasa Inggris
  • Balai Latihan Kerja (BLK).
  • BursaKerja Khusus (BKK)
  • Dan lain sebagainya
V.    LEMBAGA
Lembaga-lembaga Pendidikan formal dan non formal yang merupakan kegiatan rutin berbentuk klasikal yang berada di lingkungan Al Hikmah 1 adalah:
  1. TK/Raudlotul Athfal
  2. SMP Islam Terpadu
  3. MTs   (Madrasah Tsanawiyah)
  4. MA     (Madrasah Aliyah)
  5. MMA/Madrasatul Banat ( 6 tahun –SLTP+SLTA)
  6. STM    (Sekolah Menengah Kejuruan 1)
  7. SMEA (Sekolah Menengah Kejuruan 2)
  8. Tahfidzul Qur’an (Santri khusus penghafal Qur’an)
  9. Ma’had Salafi (Setingkat Perguruan Tinggi)
  10. Akademi Kebidanan (AKBID)
VI.   FASILITAS
Berbagai fasilitas yang berada pada lingkungan Yayasan Al Hikmah 1 adalah sebagai berikut :
  1. Luas tanah yang digunakan aktivitas pendidikan langsung (diluar persawahan wakaf) adalah :
  2. Masjid Jami’ berlantai dua
  3. Masjid di komplek Ibnu Mas’ud
  4. Asrama santri
  5. Asrama Mahasiswa
  6. Asrama khusus Tahfidzul Qur’an
  7. Ruang belajar
  8. Musholla
  9. Aula (Auditorium)
  10. Perkantoran dan Pelayanan
  11.  Bengkel kerja
  12. Laboratorium IPA
  13. Laboratorium IPS
  14. Laboratorium Komputer
  15. Ruang Praktek Busana
  16. Ruang Praktek Mengetik
  17. Ruang Praktek Elektronika
  18. Ruang Pembelajaran Multimedia
  19. Pertokoan/Koperasi
  20. Perpustakaan

Adapun santri yang bertempat tinggal di Pondok Pesantren Al Hikmah 1 tahun 2012 kurang lebih 1470 santri dengan rincian :
-    1030 Santri putra
-      440 Santri putri

PENUTUP

Demikian sekilas sejarah dan perkembangan Pondok Pesantren Al Hikmah 1 Benda Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes Jawa Tengah, sejak berdirinya sampai sekarang. Semoga pengasuh para kyai, para asatidz, serta para santrinya selalu mendapat bimbingan dari Allah SWT. sehingga tercapai apa yang menjadi tujuan kita bersama demi izzul Islam wal Muslimin. Amien.
Ketua Yayasan Al Hikmah I,Benda, 29 Agustus 2012
   KH. LABIB SHODIQ
PERESMIAN STKIP/STIE ISLAM BUMIAYU
OLEH MENTERI DIDAMPINGI BUPATI 


DETIK-DETIK KUNJUNGAN  MENTERI
PERESMIAN STKIP/STIE ISLAM BUMIAYU

 

PERESMIAN STKIP/STIE ISLAM BUMIAYU


STKIP DAN STIE ISLAM BUMIAYU

 

STKIP/STIE  BUMIAYU

   


RENCANA PENGEMBANGAN
RSUD BUMIAYU


GAMBAR PERENCANAAN
RSUD BUMIAYU

  

PERESMIAN RSU MUHAMMADIYAH
SITI AMINAH BUMIAYU

 

RUMAH SAKIT UMUM  MUHAMMADIYAH
SITI AMINAH BUMIAYU

  

RSU ALAM MEDICA BUMIAYU

 

Peresmian Rumah Sakit Alam Medica

    

Tuesday, November 12, 2013

Pembangunan Jembatan Sakalibels
Diawasi oleh mandor holand


Kabupaten Brebes


KOTA BUMIAYU TEMPO DULU


Monday, November 11, 2013


KERETA MELINTAS
dijembatan Sakalibels 
Tempo Dulu



Pembangunan Brug Sakalibels


Sunday, November 10, 2013


FOTO PEMEKARAN KABUPATEN BUMIAYU














JEMBATAN SAKALIBELS

  



WADUK PENJALIN


TUK KALIGIRI


Saturday, November 9, 2013

Friday, November 8, 2013

KEBUN TEH KALIGUA

   

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com